NAMA :
YOGA OKTAVIANTI
KELAS : 3EA21
NPM : 19210820
A. PENGERTIAN PENALARAN, EVIDENSI, INFERENSI
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan
dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Macam-macam
Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
1.
Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak
berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran
induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri,
1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah
generalisasi.
Contoh
:
.
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
.
Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan
---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
2.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dibidani oleh
filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang beralur dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang
bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen:6) menyatakan bahwa
penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited,
something else than what is posited necessarily follows from them”. pola
penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada penalaran deduktif
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah
silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam
penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.
Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk
penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh
:
-Laptop
adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD
Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
kesimpulan ---> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk
beroperasi
|
EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil
pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena.
Evidensi sering juga disebut bukti empiris.
Evidensi di bagi menjadi 3 yaitu ;
a.
Data
Data merupakan salah satu hal
utama yang dikaji dalam masalah TIK. Penggunaan dan pemanfaatan data sudah
mencakup banyak aspek. Berikut adalah pembahasan definisi data berdasarkan
berbagai sumber. Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun
secara terstruktur, dengan kata lain bahwa “Generally, data represent a
structured codification of single primary entities, as well as of transactions
involving two or more primary entities .” (Vercellis, 2009: 6). Selain
deskripsi dari sebuah fakta, data dapat pula merepresentasikan suatu objek
sebagaimana dikemukakan oleh Wawan dan Munir (2006: 1) bahwa “Data adalah nilai
yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event)
“ Dengan demikian dapat
dijelaskan kembali bahwa data merupakan suatu objek, kejadian, atau fakta yang
terdokumentasikan dengan memiliki kodifikasi terstruktur untuk suatu atau
beberapa entitas.
b.
Fakta
Fakta adalah sebagai faktor
nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu
tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium),
realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain
sebagainya. Fakta dapat dipahami dalam tiga bentuk; pertama fakta yang berupa
benda seperti batu, pohon, orang dan sebagainya. Kedua berupa situasi atau
kondisi seperti panas, kotor, bising dan sebagainya. Ketiga peristiwa
atau kejadian seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya. Sebagai suatu
kejadian, niscaya sebuah fakta berkaitan dengan fakta-fakta lainnya dengan
berbagai bentuk relasi atau hubungan, seperti hubungan sebab dan akibat. Karena
itu berbagai fakta akan sangat penting artinya jika digunakan sebagai bukti
sebuah penelaran. Biasanya gambaan penuh dari interelasi fakta-fakta dijelaskan
didalam deskripsi ilmiah.
c.
Autoritas
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa
pokok berikut :
1. Tidak Mengandung Prasangka : pendapat
itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa
autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data
eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka
pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat yang obyektif.
2. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas :
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus dikembangkan lebih
lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui
pendidikannya tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas dengan penelitian yang
dilakukannya dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian juga pendapatnya, akan
lebih memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas
harus diperhatikan
3. Kemashuran dan Prestise : Meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu,
dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya
merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila
pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa
mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana
yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat itu.
4. Koherensi dengan Kemajuan: Pendapat
yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman,
atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk
memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah
diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan
hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal
itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
INFERENSI
Merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
B.
KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan
dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan
kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah menurut Brotowidjoyo
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karang terbagi menjadi tiga yaitu :
a.
karya ilmiah
Suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu
masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data
yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium
ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus
berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini
adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi,
tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Ciri-Ciri Karangan
Ilmiah
a.
Sistematis, artinya mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan
sebagainya.
b.
objektif, artinya pembahasan
suatu hasil penelitian sesuai dengan yang diteliti.;
c.
cermat, tepat, dan benar;
d.
tidak persuasif;
e.
tidak
argumentatif;
f.
tidak emotif;
g.
netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak
tertentu;
h.
tidak melebih-lebihkan sesuatu
Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, ada 5 langkah pokok proses ilmiah.
1. Mengenali
dan merumuskan masalah.
2. Menyusun
kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3. Merumuska hipotesis (
dugaan hasil sementara ).
4. Menguji hipotesis
5. Menarik kesimpulan
b.
Perbedaan Karangan Ilmiah dan
Nonilmiah
Menulis karangan adalah kegiatan menulis
usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta,
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan.
Terdapat tiga golongan karangan, yaitu ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah Seperti
pernyataan sebelumya karanga ilmiah (scientific paper) adalah
laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, sedangkan
karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut:
a. Ditulis
berdasarkan fakta pribadi.
b. Fakta
yang disimpulkan subyektif.
c. Gaya
bahasa konotatif dan popular.
d. Tidak
memuat hipotesis.
e. Penyajian
dibarengi dengan sejarah.
f. Bersifat
imajinatif.
g. Situasi
didramatisir. Dan
h. Bersifat
persuasif.
c.
Ilmiah Populer
Sebaliknya,
artikel ilmiah populer di tujukan kepada para pembaca umum, dan kita perlu
membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer merupakan
kata-kata yang akan di pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan kata-kata
yang biasa di pakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah,
pertemuan-peretmuan resm, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah
(Kepaf 2004 : 105-106).
Sumber :
·
http://www.wattpad.com/662085-bab-2-penerapan-penalaran-berbahasa