jadilah wanita yang sederhana namun berkelas...

jadilah wanita yang sederhana namun berkelas...

Jumat, 30 Maret 2012

PENGARUH KENAIKAN BBM TERHADAP INVLASI

PENGARUH KENAIKAN BBM TERHADAP INVLASI
Pengaruh kenaikan  harga BBM akan sangat terasa untuk para buruh nasional. "Kenaikan BBM akan sangat dirasakan oleh kalangan buruh nasional kita, perjuangan mereka kemarin untuk menaikkan upah minimumnya terasa sia-sia," ujar anggota komisi IX DPR RI Herlini Amran, di Jakarta, Jumat (23/3/2012). Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini melanjutkan, daya beli buruh yang diharapkan naik pasca kenaikan UMK kemarin, seperti tercabik-cabik akibat kenaikan harga BBM. Apalagi, 46 Komponen KHL dalam Permenaker 17/2005 sudah otomatis akan naik nominal harganya.
            Menurut Din, kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak bijak, sebab kebijakan tersebut justru akan menyusahkan rakyat. Pasalnya, kenaikan harga BBM sering dibarengi, bahkan didahului dengan kenaikan barang-barang lainnya terutama kebutuhan pokok yang justru akan membawa dampak pada kesusahan hidup rakyat "Itu bisa dihindari dan bukan opsi jika pemerintah benar dalam pengelolaan perminyakan," imbuh dia. Dikatakannya, yang terjadi saat ini justru kebocoran dan korupsi dalam pengelolaan migas. Padahal, Indonesia bisa memproduksi minyak sendiri karena ada deposit untuk itu. Din menyayangkan, sikap pemerintah yang tetap bertahan pada produksi 900 ribu barel/hari, sementara kebutuhan minyak masyarakat 1.250 barel/hari. Jadi, pemerintah memilih kebijakan membeli kekurangan 350 ribu barel/hari.
Pembelian inilah, kata Din, yang justru mendorong transaksi yang tidak transparan. "Saya dengar anak perusahaan Pertamina Petral yang melakukan pembelian minyak mentah di Singapura rentan melakukan kecurangan itu," terang dia.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak disinyalir sarat dengan kepentingan kapitalisme asing, kata pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Revrisond Baswir. "Indikasi kepentingan kapitalis dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu juga tampak pada agenda pemerintah yang mencanangkan Indonesia bebas subsidi BBM pada 2015. Konsekuensi yang terjadi secara otomatis adalah masyarakat akan dipaksa untuk konversi dari premium ke pertamax," katanya di Yogyakarta, Kamis. Menurut dia pada diskusi publik "Menata Ulang Indonesia", pada 2015 masyarakat dipaksa konversi premium ke pertamax, karena subsidi dihentikan. 
 Pada saat itu perusahaan minyak asing seperti Chevron, Petronas, dan Shell akan merajalela, dan sektor asing yang akan meraup keuntungan. "Kuatnya cengkeraman kapitalisme asing di Indonesia semakin terlihat dengan adanya 40 perusahaan asing yang telah memegang izin pembukaan SPBU. Setiap perusahaan tersebut diizinkan membuka 2.000 SPBU dan menguasai seluruh produksi dari hulu ke hilir," katanya. Ia mengatakan, ekspansi kapitalisme besar-besaran juga terlihat pada tambang minyak yang menyumbang 40 persen produksi Indonesia, kini telah diselenggarakan oleh perusahaan asing, Chevron. Bahkan, berdasarkan data 2010, dari total seluruh kebun sawit di Indonesia yang diselenggarakan oleh BUMN hanya tinggal 7,8 persen. "Negara kita dalam konteks ekonomi sebenarnya sudah kalah, karena mengatur kekayaan sumber daya sendiri saja tidak lagi bisa. Ketika alat produksi dikuasai asing, maka kekuatan politik dan kekuatan legal dikuasai kapitalis," katanya. Oleh karena itu, menurut dia, perlu dilakukan penataan ulang alat-alat produksi yang ada di Indonesia. Kekayaan potensi alat produksi negeri itu harus dikuasai negara karena jika tidak, maka akan jatuh ke orang per orang dan rakyat ditindas.
Sementara BP Migas sebagai lembaga yang mengelola tidak memiliki lembaga pengontrol. "Bisa dibayangkan pihak asing yang sudah lama bercokol di Indonesia yang sudah habis waktunya dan tidak diakhiri bahkan diperpanjang. Bahkan, menurut data Kanada, kita adalah negara dengan investasi Migas terburuk di dunia," jelasnya. Karena itulah kemudian pemerintah berdalih mengurangi subsidi dengan menaikkan harga BBM. "Ini sebuah kamuflase, apalagi dialihkan ke BLT ini kamuflase untuk meraih simpati rakyat. Ini praktek politik yang tidak benar sehingga saya pribadi dan Muhammadiyah tidak setuju dengan kenaikan harga BBM," tegasnya. Akan tetapi Dalam satu dekade, Pemerintah Indonesia tercatat sudah tujuh kali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menilai, kebijakan kenaikkan harga BBM bersubsidi terpaksa dilakukan, karena tidak ada cara lain untuk menaikkan harga BBM. "Menurut saya kenaikan harga BBM ini bukan karena setuju tidak setuju atau tepat atau tidak tepat, melainkan karena tidak ada cara lain selain menaikkan harga BBM," kata Jusuf Kalla pada wartawan, usai meninjau pelaksanaan operasi katarak gratis yang diselenggarakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta bekerjasama dengan PMI DIY, di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta, Selasa (19/4). Jadi, kata Jusuf Kalla, kenaikan BBM itu bukan sesuatu yang baru. Pria yang akrab disapa JK itu menilai, bila harga BBM tidak dinaikkan, konsekuensinya terpaksa mengurangi biaya lain seperti pembangunan jalan, sekolahan, dan lain-lain.  Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu tak menapik, kenaikkan harga BBM bakal berdampak pada rakyat kecil. Karena itu rakyat yang tidak mampu akan diberi BLT (Bantuan Langsung Tunai). Sebetulnya, kata JK, yang terkena dampak langsung itu orang yang mempunyai mobil. Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu pun meminta kepada pemilik kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor untuk mengurangi perjalanan.
"Contoh sederhana, harga sandang, pangan, sewa kamar pasti dan lain-lainnya pasti akan naik, sedangkan revisi komponen KHL untuk menyesuaikan harga komponen tersebut dilakukan pada akhir tahun," katanya. Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat naiknya biaya produksi yang menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga membebankan kenaikan biaya produksi tersebut kepada pekerja, seperti menunda pembayaran gaji, memotong gaji atau mengurangi jumlah pekerja. Anggota DPR asal Kepulauan Riau ini meminta Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (kemenakertras) untuk mengimbau Apindo agar tidak melakukan hal-hal tersebut kepada karyawannya.
Dan contoh selain itu Menjelang keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, konsumsi bensin jenis Premium di Surakarta meningkat antara 20-25 persen. Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Surakarta Asih Widodo mengatakan kenaikan konsumsi sudah berlangsung sejak 2-3 hari terakhir. “Kenaikannya antara 20-25 persen. Masih tergolong wajar,” katanya kepada wartawan seusai inspeksi mendadak di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surakarta, Jumat, 30 Maret 2012. Dia mencontohkan, untuk SPBU Sumber, dari rata-rata konsumsi harian untuk Premium di angka 20 kiloliter, dalam tiga hari terakhir naik menjadi 24 kiloliter per hari. Pom Bhayangkara mencatat konsumsi Premium rata-rata harian biasanya sebesar 26 kiloliter bertambah menjadi 28 kiloliter. Sedangkan untuk konsumsi Pertamax malah turun cukup banyak dari 700 liter menjadi 500 liter sehari.  Meskipun konsumsi naik, dia memastikan stok di SPBU tetap terjaga. Sebab, SPBU juga menambah stok agar tidak kekurangan. Pengawas SPBU Sumber, Sumarsono, mengatakan, untuk mengantisipasi naiknya konsumsi masyarakat, pihaknya tiap hari menambah stok hingga 8 kiloliter. “Jadi secara stok, kami aman,” ujarnya.
Naiknya konsumsi Premium disebabkan akhir-akhir ini masyarakat pengguna kendaraan pribadi cenderung mengisi penuh tangki bahan bakarnya. Misalnya, untuk mobil pribadi yang biasanya hanya membeli Rp 50 sampai Rp 100 ribu, sekarang memilih mengisi penuh tangki bahan bakar kendaraannya.  Kenaikan juga terjadi pada pembelian Premium dengan jeriken. Sumarsono mengatakan, jika di hari biasa total pembelian mencapai 1.500 liter, maka dua hari terakhir melonjak menjadi 3 ribu liter. Sedangkan di SPBU Bhayangkara tidak ada pembelian dengan jeriken, mengingat lokasinya di tengah kota. Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Surakarta Glondong Rumbogo meminta SPBU untuk tidak melayani pembelian Premium dan aolar dengan jeriken pada Sabtu, 31 Maret 2012.
“Ada edaran dari pemerintah Surakarta yang meminta agar tidak melayani jeriken dulu,” ujarnya. Alasannya agar tidak terjadi antrean panjang dan agar tidak ada kecemburuan di masyarakat jelang kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia juga memastikan 22 pom bensin di Surakarta sudah beroperasi selama 24 jam. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.
Akan tetapi "Jika target inflasi Jatim tahun 2012 mencapai 4,5 persen maka kenaikan harga BBM bersubsidi per 1 April mendatang menimbulkan inflasi sekitar 2,5 persen," kata Peneliti Ekonomi Madya Senior Kantor Bank Indonesia (BI) Surabaya, Soekowardojo, ditemui usai Rapat Pleno Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim, di Surabaya, Kamis.
Namun, prediksi dia, pada bulan Maret ini besaran inflasi Jatim bisa melebihi 0,2 persen seiring rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Walau demikian, kami imbau Pertamina bisa menjamin ketersediaan BBM bersubsidi aman sehingga nihil adanya kelangkaan komoditas tersebut," ujarnya. Proyeksi inflasi Jatim selama Maret 2012, menurut dia, dipengaruhi kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Harga cabai rawit meningkat menjadi Rp33.000 perkilogram sedangkan Februari lalu hanya Rp22.000. "Selain itu, harga minyak goreng pada bulan Maret ini naik menjadi Rp13.000 perkilogram sedangkan Februari 2012 memberlakukan harga Rp12.000," katanya. Di sisi lain, jelas dia, harga jual beras selama bulan Maret meningkat menjadi Rp9.500 perkilogram tapi pada bulan Februari 2012 masih di posisi Rp9.200. "Beruntung harga beras hanya naik sedikit, menyusul panen raya yang terjadi di beberapa wilayah di Jatim pada triwulan I/2012," katanya. Untuk mengantisipasi terus meningkatnya harga sejumlah bahan pokok, harap dia, pemerintah daerah harus segera mengamankan ketersediaan bahan pokok di Jatim seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng. "Mereka perlu mendata berapa stok seluruh bahan pokok yang ada saat ini. Pengamanan pasokan bahan pokok sangat penting supaya masyarakat tetap bisa membeli komoditas itu sesuai kebutuhannya," katanya. pemerintah juga perlu memastikan agar tarif layanan publik seperti rumah sakit dan air tidak mengalami kenaikan secara bersamaan dengan meningkatnya harga BBM bersubsidi. "Kenaikan itu idealnya dilakukan tiga bulan setelah peningkatan harga BBM. Tapi, kami menyayangkan tarif pajak bumi dan bangunan justru sudah meningkat sekarang
 Akibat dampak kenaikan harga BBM yang berdampak pada sektor Industri. Herlini meminta pemerintah sebaiknya mengkaji ulang dampak dari kenaikan harga BBM yang nyata-nyatanya berdampak luas pada masyarakat kelas menengah kebawah seperti kalangan buruh ini. "Jelang kenaikan BBM ini saja, harga obat generik ditetapkan naik 6 sampai 9 persen oleh Kemenkes, salah satu alasannya adalah akibat kenaikan harga BBM," ujarnya. Masih ada solusi lain untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia selain menaikkan harga BBM bila Pemerintah mau kreatif dan tidak selalu mencari solusi yang paling mudah. Seperti melakukan penghematan anggaran dengan melakukan diet ketat untuk tidak belanja hal-hal yang tidak penting, memaksimalkan pendapatan pajak agar tidak bocor dan lain-lainnya. "Asal ada good will saja dari pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM," ujarnya. 

Kamis, 29 Maret 2012

PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK


PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK
Ada beberapa hal yang melatar belakangi kenapa timbul konflik di kampus. Pertama, persaingan kepentingan elit. Hal ini terjadi karena ada persinggungan kepentingan di tingkatan elit politik atau pemegang kekuasaan. Apalagi jika, anggaplah seorang rektor universitas menjadi calon dalam sebuah jabatan publik yang lebih luas. Kerap muncul gerakan dari lawan politiknya untuk membuat konflik di kampus. Asumsinya sederhananya, bagaimana bisa seorang rektor misalkan, mengelola publik yang lebih luas sedangkan ‘rumahnya’ sendiri tidak bisa dikendalikan.
Fenomena ini jika kita lihat dalam konteks politik memang wajar terjadi. Karena ketika seorang tokoh merambah pada politik praktis maka selalu akan berhadapan dengan aneka ragam kepentingan. Bisa saja lawan politiknya akan terganggu interest-nya atau kebobrokannya akan terungkap ketika ada reformis baru yang akan memerintah. Olehnya itu, dengan mengikut pada teori Machiavelli, maka dihalalkanlah segala cara untuk menghantam lawan politiknya.
Jika kita lihat kasus kepentingan elit ini, kurang masuk akal bilamana konflik itu dilakukan oleh orang dalam kampus. Artinya tidak mungkin orang kampus sendiri yang notabene ia dibesarkan di situ menghancurkan almamaternya. Adapun konflik yang terjadi karena persaingan di tingkatan internal kampus biasanya tidak akan mengakibatkan kerusuhan dalam skala massif. Paling hanya terjadi ‘ketegangan’ biasa yang cepat diredam. Ujung-ujungnya memang ketika konflik elit ini terjadi, maka civitas akademikalah, yang dalam hal ini merasakan dampak langsung adalah mahasiswa yang terlibat di lapangan.Memang aneh ketika ada orang tertentu (oknum) yang ingin menghancurkan kultur kampus yang ilmiah. Tentunya kelakuan itu sudah diluar daya nalarnya. Kalaupun ada tipe orang yang melakukan ini, maka teramat kejamlah orang tersebut. Semoga tidak ada!
Kedua, konflik antar mahasiswa. Konflik bisa saja terjadi dalam dua hal, dalam tingkatan kognitif dan dalam skala massif. Konflik dalam bentuk kognitif biasanya hanya berada pada wilayah pemikiran. Sebagai contoh perebutan tahta lembaga mahasiswa. Jika konflik ini masih save, maka tingkatan konfliknya hanya berada pada ‘ketegangan urat syaraf’ antara golongan mahasiswa. Dalam kultur lembaga hal ini wajar terjadi. Karena masing-masing pihak ingin menjadi penguasa di lembaga tertentu. Tapi sekali lagi, jika masing-masing pihak masih mengedepankan rasionalitas, maka tak akan terjadi konflik terbuka dalam bentuk tawuran massal.
Konflik dalam skala massif atau tawuran biasanya terjadi karena masalah sepele. Biasanya, karena masalah ketersinggungan antar mahasiswa. Bisa disebabkan karena ‘dipajaki’ oleh oknum mahasiswa tertentu. Dan ketika sang korban melaporkan kejadian itu pada kawannya atau seniornya, maka secara otomatis ‘nafsu purbanya’ untuk konflik sudah mulai tersulut. Apalagi jika dalam ‘ingatan kolektif’ mahasiswa tertentu, pernah terjadi konflik sebelumnya. Maka akan terjadilah konflik dari satu orang menjalar pada solidaritas kelompok. Terbakarlah amarah dalam dada!
Jika dilihat secara lebih jelas, ternyata konflik yang terjadi bukanlah karena mahasiswa yang suka konflik. Karena tujuan mahasiswa ke kampus sejatinya adalah untuk menimba ilmu, memperluas cakrawala pemikiran, dan untuk berbakti pada kedua orang tuanya. Konflik yang terjadi secara massif itu sebenarnya hanyalah ungkapan ‘solidaritas sosial’ antar mahasiswa. Karena toh biasa setelah konflik di kampus, mereka akan bertemu kembali di pondokannya masing-masing. Konflik itu hanyalah berada pada wilayah terbatas saja. Kalaupun ada yang melanjutkan konflik tersebut sampai di pondokannya, itu hanya mahasiswa tertentu.
Asumsi yang harusnya kita pakai sekarang dalam melihat konflik ini adalah semua manusia itu sejatinya adalah baik. Karena lingkungan atau situasi yang mencekam, maka otomatis sebagai senasib sepenanggungan, maka mahasiswa akan membantu temannya. Jika memang konflik ini hanya ungkapan solidaritas, kenapa setiap tahun kerap kali muncul tawuran? Hal ini tidak hanya terjadi di daerah, akan tetapi juga melanda kota metropolitan seperti Jakarta.
Mungkin tawuran yang selalu menjelma itu adalah semacam ‘dosa turunan’ , ‘dosa purba’ atau bahasa lainnya ‘dosa kultural’ yang telah mendarahdaging pada pendahulu mahasiswa. Maksudnya, mungkin saja ini terjadi karena sudah membudaya. Harus kita bedakan antara menggejala dan membudaya. Jika menggejala sifatnya masih hal biasa, akan tetapi ketika sudah membudaya maka inilah semacam ‘ritual tahunan’ yang kerap digemari mahasiswa.
Kebiasaan ini tidak bisa lihat secara independen. Selalu ada keterkaitan antara satu unsur dan unsur lainnya. Artinya, tawuran yang terjadi sesungguhnya adalah cerminan dari gejolak bangsa kita yang masih suka melakukan pemberontakan secara massif. Hal ini bisa juga terjadi karena tayangan media massa yang cenderung mengangkat begitu banyak kekerasan, walau sebenarnya itu baik sebagai pembelajaran sosial. Akan tetapi, inilah akumulasi dari begitu banyak masalah bangsa yang tidak terselesaikan sampai hari ini.
Bagaimana cara menyelesaikan konflik? Setidaknya cara untuk menghilangkan ‘kreatifitas’ itu perlu dengan gerakan penyadaran. Penyadaran yang dimaksud disini bisa dilakukan pada tingkatan lembaga kemahasiswaan. Selayaknya, para aktivis lembaga memberikan penyadaran antar sesama mahasiswa. Hal ini tepat jika dilaksanakan dalam wahana pengkaderan seperti Ospek.
Sebagaimana yang umum ada di tiap lembaga, biasanya tiap fakultas ada bidang pengkaderan serta kerohanian. Keduanya harus berperan secara sinergis. Bagaimana memadukan intelligence quotient (kecerdasan inteligensi) mahasiswa dengan spiritual quotient (kecerdasan spiritual). Agar nantinya terjadi balancing (keseimbangan) sikap antara ketinggian ilmu dan kedalaman ketaatan pada Tuhan yang dimanifestasikan dalam relasi sosial.
Penyadaran ini idealnya tidak hanya pada mahasiswa, akan tetapi para dosen juga perlu diikutkan. Artinya, perlu ada kesadaran dan sekaligus mutual understanding (saling pengertian) sebagai warga kampus untuk saling bekerjasama memajukan ilmu dan moralitas, serta menjaga fasilitas kampus.
Sesungguhnya masalah kampus adalah masalah kita bersama. Sejarah telah mencatat bagaimana perjuangan mahasiswa dan pemuda dalam menyatukan segenap komponen bangsa dalam Sumpah Pemuda (1928), menggusur Orde Lama, hingga mengusung bendera reformasi dengan melengserkan Soeharto pada 1998. Alangkah banyak tinta sejarah yang ditorehkan gerakan mahasiswa dari dulu hingga kini. Jangan sampai segala goresan tinta emas yang telah terpahat dalam dinding sejarah menjadi pudar dan terkikis secara perlahan.
Olehnya itu, kita semua perlu berupaya keras menjadi yang terbaik untuk generasi sesudah kita, agar muncul bibit pemimpin masa depan yang cerdas dari rahim bumi pertiwi. Tak ada salahnya sekarang kita ikuti Bung Karno semasa mahasiswa di THS Bandung (kini ITB) yang menulis pada dinding kamarnya sebuah kata: Masa depan bangsa ditentukan dari kamar ini!

Selasa, 20 Maret 2012

BERCERITA TENTANG PENGALAMAN MENGIKUTI SUATU ORGANISASI


Waktu saya masih duduk di bangku sekolah, tepatnya di SMA. Saya selalu mengajukan diri saya untuk selslu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah yang salah satu kegiatan itu OSIS dan ekstrakulikuler gerakan pramuka, banyak sekali pengalaman yang saya petik dari kegiatan organisasi ini dan saya pun memilki beberapa sertifikat tentang kegiatan yg saya ikut ini. Dari kegitan OSIS saya lebih bisa mengajukan apresiasi tentang likungan di sekolah secara langsung maupun tidak langsung, dengan saya mengikuti kegitan Organisasi ini saya merasakan lebih percaya diri dan bisa membangun mental saya untuk berbicara di hadapan orang banyak khususnya guru-guru saya. Sedangkan dari kegitan ekstrakulikuler itu sendiri saya pernah di angkat menjadi WAKIL PRADANA PUTRI di gerakan pramuka. Saya merasa senang dan bangga terhadap diri saya sendiri karena dengan saya mengikuti lebih banyak kegiatan organisasi baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah saya merasa lebih percya diri untuk memberikan pendapat ataupun berbicara di depan orang banyak.
            Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah sejak tahun 2010 kemarin, di kampus pun saya telah mengikuti suatu organisasi yaitu FORMADA (Forum Mahasiswa Gunadarma), di forum ini sangatlah membantu sekali khususnya buat diri saya untuk lebih mengembangkan kreatifitas dan bakat-bakat yang saya pendam selama ini. Forum kami telah membuat suatu seminar NASIONAL yang telah di laksanakan di Gedung Kartika. Dari semua kegiatan yg saya ikuti saat ini, saya merasa bahwa diri saya lebih berarti dan lebih mengerti akan diri sendiri dan bakat yg saya pendam bisa saya tuangkan di suatu organisasi agar saya tidak kaget lagi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini. Dengan modal nekat, yakin pada diri sendiri dan percaya bahwa saya pasti bisa meraih apa yang selama ini saya inginkan yaitu tujuan hidup dan cita-cita. Terimaksih.

PENGERTIAN ORGANISASI


PENGERTIAN ORGANISASI MENURUT  PARA AHLI
1.   Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
2.  Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota.
3.    Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
4.   Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
5.     Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
6.     Organisasi (Yunani: ργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara.
7.    Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang
8.   Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
9.    Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).
10. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.


PERILAKU INDIVIDU
Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu:
1.      behaviorisme dan
2.    holistik atau humanisme. Kedua pendekatan ini memiliki implikasi yang luas terhadap proses pendidikan, baik untuk kepentingan pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan serta berbagai kegiatan pendidikan lainnya.


CONTOH KASUS ORGANISASI YANG SAYA ALAMI….

Waktu saya masih duduk di bangku sekolah, tepatnya di SMA. Saya selalu mengajukan diri saya untuk selslu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah yang salah satu kegiatan itu OSIS dan ekstrakulikuler gerakan pramuka, banyak sekali pengalaman yang saya petik dari kegiatan organisasi ini dan saya pun memilki beberapa sertifikat tentang kegiatan yg saya ikut ini. Dari kegitan OSIS saya lebih bisa mengajukan apresiasi tentang likungan di sekolah secara langsung maupun tidak langsung, dengan saya mengikuti kegitan Organisasi ini saya merasakan lebih percaya diri dan bisa membangun mental saya untuk berbicara di hadapan orang banyak khususnya guru-guru saya. Sedangkan dari kegitan ekstrakulikuler itu sendiri saya pernah di angkat menjadi WAKIL PRADANA PUTRI di gerakan pramuka. Saya merasa senang dan bangga terhadap diri saya sendiri karena dengan saya mengikuti lebih banyak kegiatan organisasi baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah saya merasa lebih percya diri untuk memberikan pendapat ataupun berbicara di depan orang banyak.
            Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah sejak tahun 2010 kemarin, di kampus pun saya telah mengikuti suatu organisasi yaitu FORMADA (Forum Mahasiswa Gunadarma), di forum ini sangatlah membantu sekali khususnya buat diri saya untuk lebih mengembangkan kreatifitas dan bakat-bakat yang saya pendam selama ini. Forum kami telah membuat suatu seminar NASIONAL yang telah di laksanakan di Gedung Kartika. Dari semua kegiatan yg saya ikuti saat ini, saya merasa bahwa diri saya lebih berarti dan lebih mengerti akan diri sendiri dan bakat yg saya pendam bisa saya tuangkan di suatu organisasi agar saya tidak kaget lagi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini. Dengan modal nekat, yakin pada diri sendiri dan percaya bahwa saya pasti bisa meraih apa yang selama ini saya inginkan yaitu tujuan hidup dan cita-cita. Terimaksih.